Semua orang ingin sukses, tidak peduli apapun kegiatan, aktivitas, pekerjaan, atau profesi yang dijalani, pasti dia ingin menyelesaikannya dengan sukses. Pernahkah Anda memperhatikan bahwa orang-orang yang sukses hanya punya satu perusahaan?
jawabannya tidak
hampir mereka semua yang tidak sukses secara dunia tidak pernah cukup untuk memiliki hanya satu perusahaan dia akan buka jasa bahkan mungkin membuka perusahaan lain dengan kegiatan, aktivitas yang berbeda sehingga orang-orang yang sukses dalam masalah dunia ternyata mereka tidak pernah merasa puas dengan dirinya sendiri. Dalam benak mereka akan berfikir dan merucap, apa selanjutnya setelah saya dapat ini? Sudah dapat yang lain, apa berikutnya? Sehingga kemudian mereka berhasil, menurut kaca mata umat manusia, mereka berhasil meraih kesuksesan.
seorang muslim seorang muslim kita semuanya walhamdulillah tentu kita ingin sukses terutama di dalam menjalani amaliyah-amaliyah yang ada di bulan ramadhan kita ingin meraih predikat sukses
Dari apa yang sudah kita usahakan selama bulan Ramadan? Pertanyaannya, siapa orang yang sukses menjalani hari-harinya di bulan Ramadan? Orang yang sukses lagi-lagi adalah orang yang tidak pernah merasa bahwa dirinya sudah sukses. Tidak pernah merasa bahwa dirinya sudah sukses menjalani bulan Ramadan.
Kenapa demikian? Aisyah dalam sebuah hadits yang diriwatkan oleh Imam Tirmizi, beliau pernah menanyakan suatu ayat kepada Rasul SAW. Kata Aisyah, beliau mengatakan, Ya Rasulullah, wal-ladhina yuktuna ma'atau wa'ulubuhum wajilah.
Wahai Rasul, ada sebuah ayat di dalam Al-Mu'minun ayat 60 Allah berfirman orang-orang yang telah mengeluarkan, memberikan, mengerjakan apa yang mereka keluarkan, mereka berikan, mereka kerjakan. وَأُولُوهُمْ وَجِلَةً Namun setelah itu, hati mereka muncul perasaan takut. Kata Aisyah, أَهُمُ الَّذِينَ يَسْدُونَ
Apakah yang dimaksud? Habis berbuat sesuatu, kemudian dianggur. Apakah yang dimaksud mereka itu adalah orang-orang yang berzina? Takut ketahuan istri. Orang-orang yang minum khamr, Takut ketangkep mungkin. Orang-orang yang mencuri. Takut ketahuan masyarakat sehingga dapat bogem mentah.
Dan takut-takut yang lain, apakah itu yang dimaksud? Maka Rasulullah SAW beliau menjawab, Bukan itu yang dimaksud wahai putrinya Abu Bakar As-Siddiq. Akan tetapi yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah:
yang setelah menguasa, setelah sholat, setelah bersedekah, setelah mengerjakan amalan-amalan ketaatan, justru dalam hatinya muncul perasaan takut. أَنْ لَا يُتَقَبْ أَبْلَىٰ مِنْهُ. Mereka takut jangan-jangan amalat yang sudah dikerjakan semuanya itu tidak diterima oleh Allah SWT.
Lihatlah.
Demikianlah sifat orang-orang yang beribadah yang disebutkan di dalam surat Al-Mu'minun suratnya Al-Mu'minun menyebutkan tentang sifat orang yang beribadah setelah berusaha semaksimal mungkin untuk beribadah berupa puasa, sholat yang wajib, tarawih di malam hari sedekah dan ketahatan-ketahatan yang lainnya dikerjakan di pulau Ramadhan ia tidak merasa bahwa amalannya pasti diterima
dia tidak merasa bahwa dia sudah sukses, merasa hebat, merasa telah banyak berbuat kebaikan kepada Allah, puasa 30 hari penuh, salat taraweh 30 malam penuh, khatam Al-Quran mungkin 2, 3, 4 kali
Tidak, orang yang sukses di bulan Ramadan tidak merasa bahwa dirinya sudah sukses, tapi justru ada kekhawatiran dalam hati yang jangan jangan amal yang dikerjakan, tidak diterima oleh Allah SWT.
segalanya apapun amalan yang dikerjakan seorang hamba, tetaplah sangat sedikit jika dibandingkan nikmat-nikmat Allah yang berlimpah ruah
sehebat apapun seorang hamba berusaha menjalankan ketatan tentu di dalamnya banyak kekurangan aib dan lagi pula dia bisa beribadah semata-mata karena taufik dari Allah subhanahu wa ta'ala maka kita disuruh saat ini untuk bertakbir karena Allah yang besar, Allah yang hebat bukan kita yang kuat, bukan kita yang besar, bukan finansial yang kita miliki
Perhatikanlah, Nabi Ibrahim.
eduanya membangun kakbah. Disebutkan dalam Quran Surat Al-Baqarah ayat 127. Ingatlah, tatkala Ibrahim dan putranya Ismail alaihima salatu wassalam meninggikan bangunan kakbah. Bangunan yang saat ini dikunjungi oleh entah berapa miliar manusia.
Selesai keduanya, Bapak. Ternyata, keduanya memanjatkan doa. Apa doa itu? Robbana, taqobbal minna, innaka anta sami'un aliim. Wahai Robb kami, terimalah amalan kami.
Terimalah hasil usaha kami, sesungguhnya engkau as-sami'i, maha mendengar, engkau al-aliim, maha mengetahui. Nabi Ibrahim AS, anda tahu, nama yang bukan hanya dipakai oleh banyak kaum muslim. Tapi Ibrahim, nama ini juga banyak dipakai oleh orang-orang yang tidak beragama.
Kenapa? Karena semua orang tahu betapa hebatnya Nabi Ibrahim dalam beribadah. Orang yang benar-benar baik diakui oleh lawan maupun kawan, sampai hadir. Bagaimana kalau tidak hebat? Puluhan tahun berdakwah, beribadah kepada Allah, bahkan sampai diusir dan sebelum itu dibakar di dalam api hidup-hidup. Perjuangannya luar biasa.
Namun, sebegitu heroik punya Nabi Ibrahim di dalam mendakwahkan agama Islam, beliau tidak pernah merasa dirinya pasti diterima amalannya. Tidak pernah merasa suka. Makanya beliau panjatkan, Takut kalau amalannya tidak diterima, ya Allah. Mohon, terima amalan kami, ya Allah. Terima amalan kami, ya Allah.
maka dari itu maka dari itu sebagian ulama: saat ini aku bisa tahu dengan pasti bahwa ada satu saja amalan yang diterima oleh Allah maka sungguh itu lebih baik untukku lebih berharga untukku dibandingkan aku mendapatkan seluruh dunia seisinya
kaum muslimin dan muslimat yang semoga senantiasa diahmati Allah SWT
perasaan tidak pernah sukses yang tidak diterima oleh Allah akan mendorong seorang untuk terus mengerjakan ketakwaan, melanjutkan ibadah, dan bersegera untuk terus berlomba-lomba mengerjakan ketaatan. Dan dengan sebab itulah, di ayat yang ke-61 dari surat Al-Mu'minun, أُولَٰئِكَ الَّذِينَ يُسَلِعُونَ فِي الخيرِ
itu mereka adalah orang-orang yang segera untuk terus berlomba kebaikan. Berlomba-lomba dalam kebaikan tidak berhenti hanya di bulan Ramadhan. Terus. Dan Imam Qurtubi menyebutkan, kenapa mereka terus demikian? Karena dalam rangka apa yang akan mereka raih nanti di surga.
di sisi Allah SWT. Imam bin Rajab, rahimahullah, beliau berbetul. Kalau Allah hendak menerima amalan salat hamba, maka Allah akan memberikan taufik untuk melanjutkan amalan salih berikutnya.
karena ganjaran untuk sebuah kebaikan itu kebaikan berikutnya maka kalau ada orang setelah berbuat baik dia lanjut dengan perbuatan baik berikutnya maka itu adalah tanda-tanda diterimanya kebaikan yang telah dia lakukan sebelumnya
كَمَا أَنَّا مَنْ عَمِلَ حَسَدَةً ثُمَّ أَنْفَعَهَا بِسَيِّئًا Sebenarnya, kalau ada orang setelah berbuat amal ketaatan, kebaikan, ternyata setelah itu dia berhenti. Justru dia malah melakukan keburukan, kemaksiatan, dosa. كَانَ ذَٰدِكَ عَلَىٰ تَعُدِّلْ حَسَدَةٍ وَعَعَلْ قَبُولِهِ Maka sungguh itu menjadi tanda bahwa amalannya yang sebelumnya itu ditolak.
tidak diterima oleh Allah subhanahu wa ta'ala, na'udhu billahi min dzalik. makanya Allah ta'ala berfirman dalam Quran surat ar-Rahman ayat yang ke-60 hal jaza'ul ihsan illa lihsi tidak ada ganjaran untuk suatu kebaikan kecuali kebaikan berikutnya tanda ibadah itu diterima, diganjar oleh Allah maka dilakukan dengan amalan berikutnya
Maka, Jangan menjadi hambanya Ramadhan yang hanya beribadah di bulan Ramadhan, kemudian berhenti dan tidak mendatangi masjid-masjid Allah SWT. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahi'l-hamd. Jemaah yang kami hormati.
semoga Allah SWT menerima amalan kami dan amalan kalian maka di akhir hutbah ini kami sampaikan, mari terus berkata diri, apakah setelah Ramadan ini, kita masih berjamaah, masih berwaktu, apakah setelah Ramadan ini, kita masih membuka musuh-musuh seluruh Al-Quran dan punya tabiat untuk menghantamkan apakah setelah Ramadan ini, kita masih
Ya Allah, jadikanlah Islam dan kaum muslim ini terhormat, mulia, engkau derajat, engkau angkat tinggi derajat mereka. وَوَحِلَّهُمْ مَصُبُوبَهُمْ Satukan barisan kaum muslim, وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَيْهَا Dan satukan mereka di atas kebenaran, وَأَكْسِرْهُمْ كَتَظَالِمٍ مِنْ أَنْزُرْكَتْ
Mereka-mereka yang berniat berbuat kezaliman kepada kaum muslim. Dan berikanlah keselamatan keamanan untuk seluruh hamba-hamba yang beriman. Jagalah negeri kami Indonesia, ya Allah. Berikan kekuatannya.
dan berikan kepada mereka hidayah yang benar, yang lurus, sesuai Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW dan jadikan pemimpin-pemimpin kami mereka orang-orang yang membela kebenaran
Aamiin.