Inna alhamdulillah, na'ahmaduhu ta'ala wa nasta'inuhu wa nasta'aghfiruhu wa na'udhu billahi min sururi anfusina wa min sayyi'ati a'malina man yahdihi allahu falamudillalah wa mayudlilhu falahaadiyalah ashadu an la ilaha illallah wahdahu la sharika lah
Wa ashadu anna muhammadan abduhu wa rasuluhu Ya ayyuhal-lazeena amma nuttaqullaha haqqa tuqatih Wa latamutunna illa wa antum muslimun Ya ayyuhal-na suttaqu rabbakumu alladhi khalaqakum min nafsi wahidah Wa khalaqa min haa zawjaha Wa batha min numa rijalan kathiran wa nisaa
wa attaqullah alladhi tasaaluna bihi wal arham inna allaha kana alaykum raqiba ya ayyuha alladhina amanu attaqullah wa kulu qawlan sadida yuslih lakum a'malakum wa yaghfir lakum dhunubakum wa man yuti'illaha wa rasulahu faqad faaza fawzan azimah amma ba'du fa inna asdaqa al hadith kitabullahi ta'ala
Hadirin sedang Jumat yang dimuliakan oleh Allah subhanahu wa ta'ala setelah Ramadhan ini langkah butuhnya kita untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta'ala
Karena memang biasanya pasca Ramadan, keimanan mulai merosot, ketakwaan mulai turun. Sehingga kita butuh untuk senantiasa diingatkan kepada Allah dan kepada janji-janjinya. Salawat dan salam, semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Musa Muhammad SAW, beserta keluarga beliau dan para sahabatnya.
Dan juga orang-orang yang tetap mengikuti langkahnya dari umatnya sampai akhir zaman Hadirin yang dimuliakan oleh Allah SWT Dalam hadis yang diruayatkan oleh Imam Muslim Dari sahabat Abdullah bin Amr bin Al-As Nabi kita Muhammad SAW bersabda Qad aflaha man aslam wa ruziqa kafafan
Waqanna'ahullahu bima'atah Yang artinya, sungguh telah beruntunglah Seorang Muslim dan seorang Muslimah Dia masuk Islam, dia berIslam Agamanya Islam Kemudian diberi rizki Berupa rizki yang cukup untuknya
dan Allah subhanahu wa ta'ala juga anugerahkan kepadanya sifat kona'ah, merasa cukup dengan apa yang Allah subhanahu wa ta'ala berikan kepadanya sedangkan yang dimuliakan oleh Allah pada hadis ini kita dapati bahwa Allah subhanahu wa ta'ala memuji dan menyanjung serta menjanjikan berupa
Al-Falah yaitu kemenangan Kemenangan juga berarti adalah ketenangan Kedamaian hidup Hidup yang tidak dirundung dengan ketakutan Hidup yang penuh dengan kedamaian hati yang tentram Tidak seperti air yang ada di dalam panci yang ada di atas kompor Hatinya selalu menggelegak
Melainkan hati yang tenang, hati yang damai. Ini yang kita cari dalam kehidupan. Siapa yang dikatakan bahwa dia telah beruntung? Kata Nabi dalam hadis ini adalah orang yang hatinya dipenuhi dengan rasa kona'ah. Rizki yang dikasih kepada dia dari Allah SWT berupa rizki yang cukup. Artinya, apa yang Allah beri kepadanya, dia tidak mencari yang lainnya.
Dia merasakan apa yang Allah kasih itu cukup baginya untuk melangsungkan kehidupan. Dan diberi oleh Allah pada hatinya rasa kona'ah. Sehingga dia tidak perlu menerjang segala macam apa yang diharamkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala yang justru menjadi sebab akan kehidupannya yang penuh dengan kegelisahan. Hadirin demuliahkan Allah subhanahu wa ta'ala.
Allah berfirman dalam Al-Quran, فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا Barang siapa yang berpaling dari peringatanku? Maksudnya Al-Quran, yang dijelaskan dengan hadis, فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا Sesungguhnya baginya adalah kehidupan yang sempit. وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
Dan di akhirat kami kumpulkan dia dalam keadaan buta Padahal di dunia dia melihat Lalu dia pun protes kepada Allah Kenapa engkau kumpulkan aku dalam keadaan buta Padahal dulu di dunia aku melihat Demikianlah telah datang kepadamu Tanda-tanda kebesaran kami Peringatan-peringatan kami Tapi kalian malah melupakannya
Tidak mau diambil pelajaran dari Al-Quran, dari hadis Sebagai pedoman dalam kehidupan Tapi yang dijadikan pedoman adalah Tumuhat Ketamakan terhadap dunia Ketamakan terhadap harta Ketamakan terhadap pencapaian-pencapaian Ingin seperti Fulan, ingin seperti Allah Maka pada hari ini kalian pun dilupakan oleh Allah SWT
Hadis ini adalah jumat yang dimuliakan oleh Allah. Hadis ini menjadi sebuah pedoman bagi kita. Bahwa barang siapa yang menginginkan kehidupan yang damai, maka turunkan standar hidup. Turunkan standar hidup kita. Hendaknya seorang merasa cukup dengan apa yang Allah subhanahu wa ta'ala berikan, maka dia akan mendapatkan ketenangan dalam hatinya. Dan sebaliknya, kapan dia memiliki target-target
yang dengan mencapai target tersebut dia harus melanggar banyak dari perintah dan larangan Allah subhanahu wa ta'ala maka siap-siap siap-siaplah dia akan mendapati kesempitan dunia disebutkan dalam satu hadis dari Ka'bid Malik Al-Ansari radiyallahu ta'ala anhu yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bahasanya Nabi kita Muhammad s.a.w. bersabda mazi' bani jai'an ursila ala ghanamin
Bi'afsadalahan min hirsil mar'i ala almali wa syarafili dini Yang artinya kata Nabi SAW Tidaklah dua serigala lapar Yang dilepas kepada sekawanan domba Dia lebih dahsyat efek rusaknya
dibandingkan dengan ketamakan seseorang terhadap harta dan juga terhadap kedudukan. Bapak dan Ibu, hadis itu ketika disampaikan oleh Nabi SAW untuk kita cerna dengan nalar kita, kemudian kita jadikan pedoman, sehingga jalan kehidupan itu menjadi semakin lurus.
Dan tidaklah Nabi memberikan perumpamaan ini, melainkan agar kita bisa lebih mudah sampai kepada pemahaman yang dimaksud. Bahwa daya rusak yang disebabkan oleh ketamakan, baik apakah itu ketamakan terhadap harta, ataukah itu ketamakan terhadap kedudukan, ini dua problem yang membuat kehidupan seseorang itu menjadi keruh banget.
Semakin dia tambah terhadap perudukan, apakah posisinya dalam kehidupan, atau bahkan posisinya dalam bidang keagamaan. Nggak ada yang sama. Dan yang kedua, ketamakan terhadap mahrumah. Buat daya rusaknya ini lebih dahsyat daripada daya rusak dua serigala lapar yang dilepas kepada kawanan bomba.
Tentu serigala yang lagi lapar dilepas ke dalam sekawanan domba, habis itu dicabik-cabik. Tapi seorang yang tamak terhadap dunia, seorang yang tamak terhadap kehidupan, daya rusaknya lebih parah daripada dua serigala lapar ini. Hadirin dimulihkan oleh Allah SWT. Al-Quran telah mencontohkan banyak dari epik. Ya Allah SWT turunkan ayatnya dalam Al-Quran.
Di antaranya seperti kisah Qarun. Maka keluar lah Qarun dengan membawa kemegahannya. Dengan membawa segala macam kekayaannya. Maka berlalulah Qarun di hadapan masyarakatnya. Dan masyarakatnya itu ada orang-orang yang memang orientasinya dunia.
Maka mereka pun berujar, O langkah indahnya, bahagianya kami, kalau kami punya kekayaan seperti korun. Kira-kira seperti itulah kondisi kita ini sekarang. Ditampilkan di hadapan kita melalui media, melalui tontonan, melalui semua sarana cetak maupun yang lainnya.
Tentang kekayaan-kekayaan orang-orang yang telah mencapai tingkat popularitasnya Tidak seorang pun kecuali yang diselamatkan oleh Allah Melainkan dia akan bergumam Oh alangkah enaknya hidupku kalau aku bisa menjadi seperti dia Allah sudah ceritakan dalam Al-Quran Qarun benar-benar telah mendapatkan bagian yang besar
Tapi apa kata orang-orang yang Allah Azza wa Jalla berikan kepadanya ilm? وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمُ Sedangkan orang-orang yang diberikan oleh Allah ilmu agama mereka pun berujar وَيْلَكُمْ Celaka kalian بَالْثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ Bahkan pahala Allah itu jauh lebih baik بَالْثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ لِمَنْ آمَنٍ Bagi orang yang beriman وَمَا يُلَقَّهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا
Dan tidak ada yang bisa meraih pahala Allah itu selain orang yang sabar. وَمَا يُلَقَّهَا إِلَّا ذُو حَظٍ عَظِيمٍ Dan tidak ada yang bisa meraih pahala Allah itu kecuali orang yang memiliki bagian yang lebih besar. Maka dinamulihkan Allah subhanahu wa ta'ala. Ketamakan terhadap dunia akhirnya menyeret karun kepada kebinasaan. Apa kata Allah subhanahu wa ta'ala? فَقَصَفَ
Fahasafallahu Mata Allah subhanahu wa ta'ala Benamkan korun Hartanya, dirinya Rumahnya, semua kekayaannya Barulah ketika itu Orang-orang tersadar Bahwa apa yang Allah subhanahu wa ta'ala Janjikan, itu lebih besar Nilainya Di sisi Allah subhanahu wa ta'ala Begitu juga Tentang kedudukan Kadang kedudukan yang tinggi Membuat orang sulit untuk menerima kebenaran
Ini pun kita dapati epiknya dalam Al-Quran ketika Allah SWT menceritakan tentang Fir'aun Dimana ketamakan dia terhadap kedudukan Menjadikan dia menolak kebenaran yang dibawa oleh Musa Sehingga dia pun berkata kepada Perdana Menterinya Ya Haman, buatkan aku tangga sampai ke langit
biar aku bisa sampai ke puncak-puncak yang tinggi ke tempat-tempat di langit biar aku bisa melihat biar aku bisa ngecek Tuhannya Musa karena Musa bilang bahwa Tuhannya itu di langit hingga
Oleh karena ketamakannya terhadap kedudukan, dia pun akhirnya menolak kebenaran Ibu oleh Musa dan berakhir dengan ditenggelamkan di Laut Merah. Hadis dan jumat ini muliakan oleh Allah SWT. Maka penting bagi kita sebagai seorang Muslim untuk berhati-hati dari dua sifat ini. Baik apakah itu ketamakan terhadap dunia, ketamakan terhadap kedudukan,
yang menjadikan seorang akhirnya semakin jauh dan jatuh kepada kemaksiatan dan dosa yang membuat hatinya menjadi sempit dan rusaklah kebahagiaan hidupnya semoga Allah subhanahu wa ta'ala menganugerahkan kepada kita ketakwaan, amin dan menjadikan kita diantara hamba-hamba yang dia pilih
untuk menempati tempat-tempat di surga yang Allah subhanahu wa ta'ala janjikan.
Alhamdulillahi wakafa, wasalamun ala ibadihi alladzina astafa. Bagaimana caranya agar hati kita ini bisa lebih terdorong untuk kona'ah, untuk merasa cukup dengan apa yang Allah subhanahu wa ta'ala berikan. Islam tidak melanggar dan tidak melarang umatnya untuk menjadi orang kaya. Tidak, Islam bukan agama sosial
Ajaran Sosialis Akan Tapi Yang Dilarang Adalah Seorang Yang Meraih Dan Berusaha Untuk Mencapai Target-Targetnya Namun Dengan Cara-Cara Yang Haram Maka Penting Bagi Seorang Untuk Sering-Sering Membaca Sirah Soleh Sejarahnya Orang-Orang Soleh Agar Orientasinya Lebih Kepada Mengumpulkan Bekal Dia Menuju
Tempat Kepulangannya, Kampung Halamannya Di Syurganya Kelak, Amin Itu yang seharusnya dia Penuhi hatinya Dia penuhi alam pikirannya Sehingga terdorong semangatnya Untuk mencontoh orang-orang Yang dipilih oleh Allah SWT Bukan justru sebaliknya Maka ada yang dimuliakan Allah SWT Allah SWT telah Puji orang-orang yang selamat dari dosa
Dalam Al-Quran Allah Jalla Walah berfirman, Alladhina amanu wa lam yalbisu imanahum bidhulm, ulaika lahumul amnu wa hum muhtadun. Adalah orang-orang yang beriman. Dan dia tidak kotori keimanannya itu dengan kezaliman. Baik kezaliman kepada dirinya, atau kepada orang lain. Dalam upayanya memenuhi hasrat,
mencapai target-target hidupnya, dia mungkin jatuh menzalim orang lain. Atau kezaliman dia kepada Rabnya dengan melakukan kesyirikan. Al-lazina amanu adalah orang-orang yang beriman dan dia tidak kotori keimanannya dengan dosa. Mereka itulah orang-orang yang mendapatkan keamanan di dunia. Hatinya tenang. Hatinya tidak dipenuhi dengan kegelisahan.
dan di akhirat dia dikumpulkan di tempat yang penuh dengan kedamaian bagi mereka lah kehidupan yang aman dan mereka lah orang-orang yang mendapatkan petunjuk di dunia selamat dari kesesatan di akhirat ditunjuki ke jalan menuju syurganya Allah subhanahu wa ta'ala terakhir hadir dimuliakan Allah ketahuilah bahwa
Di antara dampak dosa, bahwa dosa itu mengangkat nikmat. Nikmat yang sudah kita dapat, itu hilang. Dan sebaliknya, bahwa dosa itu mengundang bala dan juga musibah. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Quran, ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُنْ مُغَيِّرًا نِعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَىٰ قَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُهَا بِأَنفُسِهِمْ
yang demikian adalah bahwasannya Allah tidak akan merubah satu ni'mat yang dia berikan kepada satu kaum sampai dia merubah apa yang ada pada diri-diri mereka sendiri maka siapapun orangnya yang dia merubah ni'mat Allah subhanahu wa ta'ala dengan merubah ketaatannya kepada Allah dengan maksiat
Rasa syukurnya kepada Allah dengan mengkufurinya. Dan juga sebab-sebab keridaan Allah dengan sebab-sebab kemurkaannya. Maka sungguhnya Allah SWT akan merubah ni'mat yang dia dapat itu juga dengan musibah yang akan dia terima sebagai balasan yang setimpal.
dan sebaliknya pun juga sebaliknya barang siapa yang dia merubah kemaksiatannya dengan ketaatan dan kufurnya dengan rasa syukur kepada Allah subhanahu wa ta'ala maka Allah subhanahu wa ta'ala pun akan rubah bala dan bencana tersebut dengan diangkat bencana itu dari dirinya dan diturunkan untuknya ni'mat kata Imam Ali bin Abi Talib radiyallahu ta'ala anhum ma nazala bala'un
Tidaklah bala itu turun, melainkan dengan sebab dosa Dan tidaklah bala dan musibah itu diangkat, kecuali dengan kita kembali bertaubat kepada Allah Siapa saja yang hari ini mendapati satu masalah dalam kehidupannya Mendapati satu sebab yang dia merasa, kok hati saya sempit ya, tanpa dia tahu apa sebabnya
Berapa banyak orang mengalami seperti itu? Taubatlah kepada Allah. Minta ampun kepada Allah atas segala macam dosa. Sehingga Allah subhanahu wa ta'ala angkat kembali dia dari keterburukannya. Amin. Amin. Ya Rabbal Alamin. Allahumma salli ala Muhammad wa ala alihi Muhammad. Kama salli ala Ibrahim wa ala alihi Ibrahim, innaka hamidun majid. Wabarik ala Muhammad wa ala alihi Muhammad. Kama barakta ala Ibrahim wa ala alihi Ibrahim, innaka hamidun majid.
Allahumma firlil muslimin wal muslimat wal mu'minin wal mu'minat ala hyai minhum wal amwad Rabbana innana sami'na munadiyan yunadi lil imani an aminu birabbikum fa amannah
Rabbana, faghfir lana dunubana, wa kaffir anna sayyiatina, wa tawaffana ma'al abrar Rabbana, wa atina, ma wa'attana ala rusulika, wa la tukhsina yu'mal qiyamah, innaka la tukhliful mi'ad Rabbana, hablana min azwajina, wa zurriyatina kurra ta'yun, wa ja'alna lil muttaqina imama Rabbana, atina, fi al-dunya hasana, wa fi al-akhirati hasana, wa waqina azab al-naar
Wa akhiru da'wana Anilhamdulillahirrabbilalamin Wa atimussalam